ASEAN ABOUT .... nyicil neh ^_^
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dibentuk berdasarkan Deklarasi ASEAN (kemudian dikenal dengan nama Deklarasi Bangkok), yang ditandatangani pada 8 Agustus 1967 di Bangkok Thailand oleh lima Menteri Luar Negeri (Menlu) yakni Adam Malik (Indonesia), Narciso R. Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand).
Sebelum ASEAN, telah ada perkumpulan regional di kawasan Asia Tenggara yakni Association of Southeast Asia (ASA), yang dibentuk berdasarkan inisiatif Perdana Menteri Malaysia Rahman. ASA yang berdiri pada tahun 1961 itu beranggotakan Thailand, Filipina, dan Federasi Malaysia.
Perang Vietnam, yang terjadi mulai tahun 1957, memicu terwujudnya kerja sama regional yang lebih aktif. Ketika ASA mengalami kemandekan menyusul bermacam konflik di antara negara anggota, muncullah keinginan besar dari negara-negara lain di Asia Tenggara, antara lain Indonesia dan Singapura, untuk membentuk badan kerja sama regional yang baru.
Selain ASA, organisasi kerja sama regional di Asia Tenggara sebelum ASEAN adalah Maphilindo, sebuah aliansi yang beranggotakan Malaysia, Filipina, dan Indonesia.
ASEAN sendiri merupakan asosiasi regional yang terdiri atas berbagai keberagamanan. Jumlah Muslim di Asia Tenggara merupakan jumlah yang terbanyak dibandingkan kawasan lain di dunia, yakni sekitar 250 juta orang (mayoritas terdapat di Indonesia dan Malaysia). Agama lain yang cukup banyak dianut adalah Budha dan Katholik.
Asosiasi bangsa Asia Tenggara merupakan perkumpulan yang mencakup 8 persen dari total populasi dunia, dengan kata lain kawasan Asia Tenggara dihuni oleh tak kurang dari 500juta orang. Dengan luas wilayah sekitar 4,5juta Km2, keseluruhan negara ASEAN tercatat memiliki pendapatan domestik 737miliar dolar AS dan volume perdagangan mencapai 720miliar dolar AS.
ASEAN 10
Pada Deklarasi Bangkok disebutkan bahwa semua negara yang terletak di Asia Tenggara berhak bergabung dengan ASEAN, meskipun tidak menjelaskan secara rinci tentang prosedur perluasan keanggotaan ASEAN.
Pada November 1971 di Kuala Lumpur Malaysia, para Menlu ASEAN bertemu untuk mengadopsi Deklarasi Zona Netralitas, Kebebasan, dan Perdamaian (ZOPFAN), menyusul situasi kekinian di kawasan tersebut setelah kebijakan AS yang mengurangi kehadirannya di Asia (sesuai dengan Doktrin Presiden Nixon). Situasi politik saat itu juga sangat dipengaruhi oleh kunjungan Presiden Nixon ke Cina dan keanggotaan Cina di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Dalam Deklarasi ZOPFAN tercantum bahwa negara ASEAN bersepakat untuk mewujudkan dan menghargai kawasan Asia Tenggara sebagai sebuah zona damai, bebas, dan netral dari semua bentuk interfensi pihak luar.
Pada Januari 1973, negara-negara ASEAN menandatangani Vietnam Peace Accord. Menlu ASEAN berkumpul pada Februari tahun yang sama untuk membahas isu kedamaian dan stabilitas regional pasca Perang Vietnam. Mereka pun kemudian meluncurkan visi “ASEAN 10� dan berkomitmen membangun ulang kawasan Indo-China.
KTT ASEAN pertama kali diselenggarakan di Bali Indonesia pada Februari 1976. Pertemuan itu mengekspresikan kesiapan ASEAN untuk membangun hubungan yang bersahabat dengan negara-negara Indo-China serta menekankan penerimaan mereka tersebut dalam Treaty of Amity and Cooperation (TAC) – yang juga disepakati pada KTT tersebut.
Keanggotaan ASEAN pun mulai meluas pada tahun 1984, dengan bergabungnya Brunei Darussalam tepat satu pekan setelah negara itu merdeka dari Inggris. Pada 8 Januari 1984, Brunei secara resmi menjadi anggota ASEAN ke-6.
Menjelang akhir tahun 1980-an, ASEAN mencapai stabilitas regional serta perkembangan ekonomi yang sangat pesat, menyusul berakhirnya Perang Dingin, penarikan tentara Vietnam dari Kamboja, dan ditandatanganinya Kesepakatan Damai Kamboja.
Bermodal stabilitas kawasan, pertumbuhan ekonomi, dan kerja sama intra-regional itulah ASEAN dapat mengembangkan inisiatif diplomatik resmi seperti ASEAN Regional Forum (ARF), Asia-Europe Meeting (ASEM), serta Kesepakatan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA).
Sementara itu Vietnam mengakhiri konfrontasinya dan bergabung dengan ASEAN sebagai negara anggota ke-7, tepat pada 28 Juli 1995.
Dalam KTT informal pertama pemimpin ASEAN yang dilaksanakan pada November 1996 di Jakarta, Laos, Kamboja, dan Myanmar secara tidak resmi diterima masuk ke dalam ASEAN. Kontak senjata di Kamboja pada bulan Juli 1997 menunda negeri itu bergabung ke ASEAN, sementara Laos dan Myanmar justru secara resmi diterima sebagai anggota ke-8 dan ke-9.
Keanggotaan Kamboja baru disetujui pada Desember 1998 dalam KTT ASEAN ke-6 di Hanoi Vietnam. Secara resmi negeri itu pun kemudian bergabung sebagai anggota ASEAN per 30 April 1999, sekaligus melengkapi Visi “ASEAN 10� yang melingkupi semua negara di kawasan Asia Tenggara setelah 30 tahun terbentuk.
BADAN-BADAN INTI
ASEAN memiliki beberapa badan inti yang mengadakan pertemuan secara rutin dan negara pelaksananya ditentukan sesuai giliran.
KTT ASEAN (ASEAN Summit) merupakan badan tertinggi dan paling bergengsi. Pertemuan tingkat kepala negara itu diselenggarakan setiap tahun. Sementara KTT Informal dan berbagai pertemuan lainnya dilakukan pada sela-sela tahun.
Giliran sebagai tuan rumah penyelenggara KTT ASEAN adalah ketua ASEAN pada tahun itu.
KTT pertama ASEAN digelar di Bali (Februari 1976), kedua di Kuala Lumpur (Agustus 1977), ke-tiga di Manila (Desember 1987), ke-empat di Singapura (Januari 1992), ke-lima di Bangkok (Desember 1995), ke-enam di Hanoi (Desember 1998), ke-tujuh di Bandar Seri Begawan (November 2001), ke-delapan di Phnom Penh (November 2002), ke-sembilan di Bali (Oktober 2003), dan terakhir ke-sepuluh di Vientiane (November 2004).
Pada Desember 2005, Malaysia akan menjadi tuan rumah KTT ASEAN yang ke-11. Dalam pertemuan itu, Malaysia juga akan menggelar KTT Asia Timur (East Asia Summit/EAS) untuk pertama kalinya.
Sebagai organisasi kerja sama regional untuk bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan, ASEAN secara rutin menggelar pertemuan dialog dengan negara-negara mitra dan organisasi lain, yang dikenal dengan istilah mitra dialog ASEAN.
Mitra dialog ASEAN tersebut adalah Australia, Kanada, Republik Rakyat Cina, Korea Utara, Korea Selatan, Amerika Serikat, India, Jepang, Mongolia, Selandia Baru, Rusia, dan Uni Eropa.
Sementara itu, Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ASEAN dibentuk dalam Deklarasi Bangkok. Tugas utamanya antara lain mengembangkan koordinasi dan perencanaan kerja sama dalam ASEAN.
KTM Ekonomi ASEAN (AEM) pertama kali digelar di Jakarta pada tahun 1975, dan secara resmi menjadi bagian dari sistem ASEAN sejak 1977.
Badan lain yang juga sangat penting bagi ASEAN adalah Sekretariat ASEAN, yang berkantor pusat di Jakarta. Badan yang pertama kali dibentuk dalam KTT I ASEAN itu dipimpin oleh seorang Sekretaris Jendral (Sekjen) dan dipilih berdasarkan giliran negara-negara anggota.
Saat ini diplomat senior asal Singapura, Ong Keng Yong(51), menjabat sebagai Sekjen ASEAN sejak 6 Januari 2003. Ong adalah lulusan Universitas Singapura dan Universitas Georgetown.
Ia memulai karirnya sebagai diplomat sejak 1984, bergabung selama 10 tahun bekerja di Saudi Arabia, Malaysia, Amerika Serikat sebagai anggota korps diplomatik Singapura. Pada tahun 1994-1996 Ong merupakan juru bicara Kementrian Luar Negeri Singapura, dilanjutkan sebagai Duta Besar untuk India dan Nepal, hingga 1998.
ASEAN Vision 2020
Pada KKT Informal pertama di Jakarta tahun 1996, para pemimpin ASEAN sepakat untuk membentuk rancangan visi kawasan Asia Tenggara hingga tahun 2020. “ASEAN Vision 2020� sendiri secara resmi baru diadopsi negara-negara anggota pada KTT Informal kedua di Kuala Lumpur (1997).
Rencana aksi penerapan “ASEAN Vision 2020� berdurasi enam tahun-an. Rencana aksi yang pertama adalah tahun 1999-2004, dikenal dengan Hanoi Plan of Action (HPA), yang diadopsi dalam KTT ke-6 ASEAN, Hanoi (Desember 1998).
Dalam KTT ke-10 di Vientiane Laos (2004), HPA dilanjutkan dengan Vientiane Plan Programme (VAP), rencana kerja yang juga berdurasi enam tahun. Fokus VAP adalah memperdalam integrasi regional dan mengurangi kesenjangan pembangunan di kawasan Asia Tenggara.
Para pemimpin ASEAN di Vientiane sepakat membentuk ASEAN Development Fund (ADF) guna mendukung penerapan VAP dan program-program perencanaan berikutnya.Inti “ASEAN Vision 2020� adalah rencana pembangunan regional
yang berorientasi masa-menengah, mengupayakan pembangunan kawasan dalam tempo 20
tahun ke depan. Bentuk kerja sama meliputi bidang ekonomi, politik, keamanan,
dan kebudayaan.
Fokus “ASEAN Vision 2020� adalah upaya mempererat kerja sama ASEAN dengan para negara mitra dialog dan organisasi-organisasi lainnya.
Politik dan Keamanan
ASEAN memiliki berbagai kesepakatan serta kerja sama di bidang politik dan keamanan, mulai dari Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC) hingga Deklarasi Laut Cina Selatan.
TAC diadopsi dalam KTT pertama ASEAN di Bali (Februari 1976). Kesepakatan internasional itu melingkupi pengembangan serta pembinaan hubungan damai antar negara anggota ASEAN, sesuai dengan Charter of the UN.
Penandatanganan TAC dilakukan secara berurutan, lima negara pendiri ASEAN memulainya pada tahun 1976. Lalu Brunei pada 1984, Papua New Guinea tahun 1989, Vietnam dan Laos pada 1992, Myanmar dan Kamboja pada tahun 1995.
Vision for the Zone of Peace, Freedom and Neutrality (ZOPFAN), yang dicantumkan dalam Deklarasi Kuala Lumpur (1971), bertujuan menciptakan kawasan Asia Tenggara yang bebas dan netral dari pengaruh serta tekanan mana pun dari luar.
Treaty on the Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone (SEANWFZ) ditandatangani oleh negara-negara ASEAN sebagai salah satu penerapan ZOPFAN. Tujuannya tak lain adalah mempertahankan kedamaian dan stabilitas kawasan, mencegah penggunaan senjata nuklir, mengupayakan pelucutan senjata nuklir, serta turut membantu menciptakan dunia yang aman dan damai.
Perjanjian tersebut ditandatangani pada KTT ke-5 ASEAN di Bangkok (1995) dan aktif berlaku per Maret 1997.
Deklarasi ASEAN tentang Laut Cina Selatan, disusun dalam KTM ke-25 ASEAN pada tahun 1992, mengupayakan agar segala masalah di kawasan Laut Cina Selatan dapat diselesaikan dengan cara-cara damai dan efektif.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home