Monday, January 30

kiriman Mas Hery Medio

Ini foto-foto kiriman Mas Hery - Media Indonesia - pas lagi sama2 liputan ke Kuala Lumpur. Rada centil neh! Percaya gak? Pas acara foto2 ini gw semalam sebelumnya gak tidur di flat temen gw, tapi nebeng di kamar hotelnya Mbak Rini - Hotel Prince. Alhasil gw juga gak ganti baju and it feels abit wierd, karena gak nyaman banget belum ganti pakaian selama 2 hari ... hehehehe ..... ^_^

Yang ini foto bertiga di jembatan menuju gedung parlemen di kompleks Putra Jaya. Di kompleks Putra Jaya ada banyak jembatan yang menghubungkan antar gedung, yang dipisahkan oleh danau-danau buatan. Jembatan-jembatan ini meniru jembatan2 terkenal di dunia, konon Pak Mahatir emang punya obsesi bikin jembatan megah. Sayang, di Malaysia tak banyak danau atau sungai besar yang layak dihubungkan dengan jembatan kokoh.

Kalo yang ini foto di danau dekat gedung parlemen Putra Jaya. Sisi jembatan dihiasi dengan semacam ornamen naga berwarna kuning. Dari sisi kiri jembatan, bisa dilihat bagian kompleks Putra Jaya yang sedang dibangun. Kalo di sisi kanannya ada semacam gedung kesenian - semacam teater mungkin - yang konon bakal jadi pusat hiburan bagi penghuni kota.
Danau buatan yang tidak terlalu dalam ini bukan berarti tidak berisi ikan - layaknya danau alami. Ikannya besar-besar lho ... gemuk, kayak gw ^_^

Nah, kalo dari foto ini kelihatan jelas tuh gedung parlemennya ... cakep yak?! Posisi gedung parlemen berhadap-hadapan dengan gedung Perdana Menteri. Terletak di garis lurus, sebelah kanan-kiri terdapat gedung departemen, ada juga yang lokasinya di belakangan departemen yang berada persis di sisi jalan utama. Gedung departemen yang terlihat sangat "gagah" antara lain justice palace (kalo di Indonesia semacam Mahkamah Agung kali yah?!), departemen keuangan (wah yang ini mah kompleksnya gede banget, lumayan satu blok gitu deh), and departemen pertanian - kalo di Indonesia.

Waktu pertama kali gw ke Putra Jaya, koresponden RCTI di Kuala Lumpur, Tunggal, mengingatkan gw untuk tidak terlalu kagum dengan kota ini. Tak jarang dengan mimik yang kesal, Tunggal menyebutkan bahwa sebenarnya semua konstruksi di tanah Malaysia dikerjakan oleh buruh-buruh Indonesia. "Coba aja lu panggil, 'Mas', pasti pada nengok. Mereka tuh orang Jawa kebanyakan," kata Tunggal saat itu.

Entah kenapa saran Tunggal itu gw kerjakan. Dari dalam mobil gw agak berteriak ke arah dua pekerja yang tengah berjalan di tepi jalan utama. "Mas!" dan mereka dua-duanya melongok ke arah gw, "It really works!" pikir gw.

Waktu mengambil foto, beberapa kali gw temuin orang-orang yang tampangnya Jawa banget ... mereka ternyata tinggal di bawah jembatan atau bangunan yang terletak di "bawah permukaan". Ada yang menggunakan sepeda, ada juga yang jalan kaki biasa. Oh iya, pas gw ke sana, cuaca rada panas.. ada kali yah 28 derajat?!

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

iya...lu centil banget hehe..dah gak ganti baju juga..hehe...tapi napa lu baru sadar kalo centil padahal dah dari dulu kalo dah liat kamera lu kan langsung " chesee" tahun baru Hijriah neh..met tahun baru semoga tahun baru semakin wise dan semua target bisa tercapai..amin

8:30 PM  

Post a Comment

<< Home