Wednesday, January 11

Sunday Night Awsome Movie

Minggu (8/1) malam gw mantengin channel di Metro TV. Kindda tired changing the channel and end-up with notthing but louzy entertainments ...

Nah akhirnya gw dapetin lah itu film "Children of a Lesser God", yang maen Marlee Martlin and William Hurt. Gw rasa itu film udah film jebot, yaaa ... tahun 80-an kali yah ... dari gaya berbusana si Martlin yang plus gaya rambutnya yang keriting - padahal dia kelihatan lebih cantik kalo rambutnya lurus -

Cerita film ntu lumayan ringan and mengalir mudah. Awalnya gw tertarik nonton film ini karena judulnya keren ... mirip2 "Children of Heaven" kan .. ? Tapi ketika gw mulai nonton kisah ceritanya, bener deh, ternyata bukan cuma judulnya aja yg bagus, tapi story-nya juga bagus.

Bermula dari si William Hurt "James" yang punya profesi pengajar anak-anak sekolah di sekolah luar biasa kelas tunarungu. James digambarkan melamar posisi guru di sebuah sekolah terpencil di sebuah desa. si kepala sekolah impressed terhadap surat lamaran and CV si James. Maka jadilah James diterima mengajar di sekolah luar biasa itu. Saat mengajar, James melatih anak didiknya untuk tak hanya berkomunikasi dengan bahasa isyarat, namun juga mengeluarkan suara, bersuara dan bercakap layaknya orang-orang yang bisa mendengar secara normal.

Suatu ketika James makan siang bersama guru and murid-murid di kantin sekolah. Secara tidak sengaja dia melihat ada seorang perempuan cantik, sapa lagi coba kalo bukan si Martlin tea .... ^_^ , yang tengah bertengkar dengan koki - menggunakan bahasa isyarat tunarungu. "Wah, bener-bener blak-blakan nih cewek," komentar pertama James saat melihat Sarah (Martlin).

Singkat cerita, si James ini mulai sibuk mencari tahu jawaban dari pertanyaan "siapa sih Sarah ini?" James tanya-tanya ke si kepala sekolah, tanya ke kolega guru lain, dan akhirnya, James ketemu langsung dengan Sarah satu kali saat Sarah bersih-bersih kelas seusai jam sekolah. Sarah bekerja sebagai janitor - tukang bersih2 - di sekolah itu, padahal banyak orang bilang Sarah adalah wanita yang cantik dan cerdas.

"Kenapa kamu gak cari kerjaan lagi, kenapa harus jadi tukang bersih-bersih?" tanya James kepada Sarah, di dalam ruangan kelas, pada saat pertama kali mereka bertemu.
"Cuma pekerjaan ini yang bisa aku kerjakan sendirian dan tidak membutuhkan komunikasi dengan orang lain," jawab Sarah singkat.
"Iya, tapi kan masih ada pekerjaan lain yang bisa kamu kerjakan dalam kesunyian?" bantah James, "Aku akan ajari kamu berbicara, jangan khawatir, aku bisa mengajarimu berbicara. Aku mengajari murid-murid di sini untuk bisa berbicara."

Sarah berperangai keras dan membatu. Meski demikian, James selalu berhasil "meluluhkan" hari Sarah dengan serangkaian perdebatan. Pertama-tama James mengajak Sarah kecan makan malam. Saat menikmati makan makan, Sarah meminta James untuk mengajaknya berdansa. Musik ceria dimainkan di lantai dansa, dan Sarah "turun" ke sana dengan wajah serta senyum yang sumringah. Awalnya James bingung dengan ajakan berdansa Sarah, dalam hatinya mungkin berkata "Bagaimana mungkin orang tuli mendengarkan musik dan berdansa?" Sarah, menurut penuturan kepala sekolah, telah tuli sejak dilahirkan. Itu artinya dia memang tidak pernah mendengar atau kalau pun bisa mendengar - sangatlah lemah suara yang dia bisa dengar.

Ketika berdansa, Sarah menggerak-gerakkan tubuhnya dengan gaya yang "beda". James ampe terperangah dan terdiam. Dansa ala Sarah adalah memejamkan mata, bergerak ke kanan dan ke kiri, mengelus tubuhnya sendiri dari kepala hingga pinggang. Pokoknya menurut gw sih, gaya dansanya Sarah teh SEXY pisan .... hehehehe .. untung gw bukan cowok ^_^

Saat orang-orang sekitar sudah berganti gaya dansa, Sarah pun membuka pelupuk matanya. James tersenyum dan memegang kedua tangan Sarah sambil mengayunkan gaya dansa romantis - musiknya dah ganti jadi musik so so mellow gitu deh ... - For the 1st time, Sarah and James berpelukan, biasanya mah mereka debat pake bahasa isyarat and end-up with Sarah leaving James alone. Pas dansa, James kembali bring-up masalah belajar berbicara and isu kenapa si Sarah gak cari kerjaan lain selain tukang bersih-bersih. Sarah pun tersulut. Orang-orang di lantai dansa melihat ke arah mereka yang sedang bertengkar, aneh karena rada culun, keduanya sibuk gerak-gerakin tangan ... tanpa mengeluarkan suara lazimnya orang normal lagi "ribut", pasti rame karena saling meneriaki because sama-sama mau didenger.

Pas nganter pulang, James dicuekin sama Sarah, nganternya juga cuma diperbolehkan sampe depan rumah - bukan di depan pintu. Tapi konyolnya, pas James membelakangi Sarah - yang lagi buka pintu rumah - si Sarah malah ngeliatin James, and orang yang diliatin itu juga ternyata melihat ke belakang. Jadilah mereka sama-sama ngerasa ketauan ... hehehehe ......

Cerita punya cerita, akhirnya James berhasil mendekati Sarah. Si kepala sekolah dibuat meradang karenanya. "Hubungan kalian itu tidak akan berhasil. Jangan kamu mulai, karena nanti ujung-ujungnya Sarah akan patah hati," ujar kepala sekolah yang tengah memarahi James. Sebagai pria dewasa yang udah kadung jatuh cinta and pengen selalu bersama Sarah, James pun menegaskan niatnya, "Saya mencintai Sarah, dia akan tinggal bersama saya."

Sebenernya ada momen bagus ketika Sarah and James berada di kolam renang sekolah. WEll, ceritanya Sarah ini demen banget berenang sendirian pada malam hari, terus ketika James and Sarah berantem, James mencari Sarah di kolam renang sekolah. Ternyata it works for him, Sarah lagi asik berenang - kayaknya sih kagak pake baju renang :P - sendirian. Pas di pinggir kolam renang, sambil meletakkan telapak tangan kanan di pipi Sarah, James berkata, "Kamu adalah wanita paling keras, paling cantik, dan paling brilian yang pernah saya jumpai."
"I'm falling ... " kata James, yang lantas ditanggapi BT sama di Sarah. Cewek itu langsung bergerak ke tengah kolam, meninggalkan James di tepi kolam. "I'm falling to the pool with you," kata James lalu menceburkan diri ke kolam ... hihihi .... James batal bilang "I'm falling in love with u" ke Sarah ... gw rada ketawa pas di adegan ini :)

Cerita film ini sebenarnya banyak bertutur tentang kerasnya hati Sarah dan betapa persuasifnya James kepada cewek yang lagi ditaksirnya ... Si cewek bersikukuh gak mau belajar bicara dalam bahasa normal, sementara James gak pernah nyerah membujuk dan membesarkan hati Sarah, bahwa Sarah bisa bicara dan bisa mendapatkan pekerjaan lain yang jauh lebih layak.

Suatu kali Sarah and James bertengkar hebat, dan Sarah come back ke rumah ibunya - yang berjarak 60mil pp dari rumah James - . Lama tak ada kabar, James pun mencari ke rumah ibunya Sarah. Di sana James ditolak bertemu dengan Sarah, tapi gak sia-sia, James dapet bocoran dari ibunya Sarah bahwa sekarang Sarah udah kerja and sedang giat2nya menabung biaya kuliah.

James bilang, "Good, thats very good," meskipun wajahnya terlihat pias. Benar saja, ternyata Sarah didapati oleh James tengah bekerja sebagai tukar manikur/pedikur di sebuah salon dekat rumah ibunya. Pas Sarah pulang, ibunya lantas memberitahu bahwa tadi James datang, "Dia merindukan mu."

Akhirnya Sarah and James ketemu di sebuah pesta yang diadakan di sekolah, tempat dulu Sarah pernah bekerja sebagai tukang bersih-bersih. Dan ternyata endingnya tuh sederhana banget ... Sarah and James sepakat tidak akan mengubah apa-apa yang telah ada di dirinya mereka masing-masing. James tidak akan memaksa Sarah untuk belajar berbicara, and Sarah juga tidak akan berlaku kelewat sensitif bila James terlihat senang and bangga ketika anak-anak didiknya berhasil berbicara dan berdansa layaknya orang normal bisa mendengar.

Sarah punya trauma berat yang membuat dirinya tidak mau belajar berbicara. Ketika kecil, dia pernah mencoba mengeluarkan suara - pengen belajar mengucapkan kalimat maksudnya - tapi ternyata it only end-up as bahan olok-olok oleh her sister's friends, simply because suara Sarah jelek sekali. Tiap malam minggu, temen-temen kakaknya Sarah datang ke rumah dan mengajak Sarah jalan ke luar. Sarah mengaku bahwa acara jalan-jalan itu cuma berisi seks tanpa bicara, tanpa suara. Her sister's friends "mengantri" menikmati tubuh Sarah, karena menurut mereka Sarah bisa memberikan seks yang jauh lebih hebat bahkan bila dibandingkan dengan cewek-cewek seumuran mereka yang tidak tunarungu. Sarah became over-sensitive soal seks and penghargaan terhadap orang-orang tunarungu yang bisa berbicara atau sukses dalam hal karir...

Menurut gw, film ini bagus dalam hal penggambaran interaksi -tunarung dan bukan tunarungu - serta kegigihan masing-masing individu yang bertahan di posisinya "berkat" track-record masa lalu....
Kesatuan dalam cinta, itu lebih penting daripada kesatuan dalam kesamaan. Walaupun gw yakin kalo aja si Sarah kagak secantik Marlee Martlin, pasti deh James gak akan ambil pusing dengan peristiwa "ribut-ribut" di dapur, at the 1st place. Tapi berhubung yang ribut teh cakep bener ... maka yaa ... naksirlah dia .... ^_^

0 Comments:

Post a Comment

<< Home