Ngiri Sama Reuters di 18
Kenapa sih pengamen makin banyak aja di Jakarta ini? Mereka beroperasi dengan trik yang demikian beragam dan toh tetap berhasil meraih iba para penumpang transportasi umum.
Hari ini, saat melaju ke Pusat Bahasa Depdiknas, aku naik mayasari 300. Tak disangka tak dinyana, bus yang kutumpangi ternyata juga disinggahi oleh seorang pria, wanita, dan gadis kecil - yang usia belum lima tahun.
Digendong oleh si perempuan, bocah itu pun mulai menyanyi. Padahal sebelumnya terlihat gadis kecil tertidur dan menyadarkan kepalanya di dada si perempuan paruh baya. Si pria memasang kaset yang berisi lagu "Bang Thoyib". Ah ... kenapa harus seperti ini? Si bocah menyanyi dengan suara nyaringnya, benar-benar tidak cocok dengan lirik lagu yang berisi keluhan orang dewasa!
Mukaku masam, kurasa. Berharap orang-orang tidak memberikan uang kepada orang dewasa, yang mengeksploitasi bocah kecil. Ini sudah benar-benar nyata memanfaatkan anak untuk mencari uang. Kenapa tidak si orang tua saja yang mencari nafkah, tanpa mengajak apalagi menjadikan anak sebagai "tokoh utama" penghasil uang di keluarga.
Kesel ..... ternyata penumpang masih kasih uang ke eksploitasi itu. Atas dasar apa? Kasihan? Kasihan ke si anak atau ke siapa? Si orang tua yang tidak bisa mendapatkan nafkah tanpa mengeksploitasi anak mereka?
"Kasian deh Lu!"
Anak adalah amanah, titipan mulia dari TUHAN. Kenapa harus diperlakukan seperti itu?
Boleh percaya, boleh tidak - sekarang aku makin mempercayainya - bahwa semua orang dalam hidup tidak pernah mencapai sebuah kesempurnaan. Tidak ada kesempurnaan, selain ketidak-sempurnaan itu sendiri.
Tahu kenapa? Karena semalam (Senin dini hari) aku nonton "What Love Gots To Do With It", cerita tentang kisah hidup seorang penyanyi kenamaan Tina Turner - dan tertulis di buku dengan judul "I, Tina". Ternyata ... banyak ternyata dalam cerita itu:
Intinya ... ternyata cinta aja gak cukup. Nama besar, kekayaan, popularitas, anak-anak sehat, dan semuanya itu tidak lantas memberikan kebahagiaan sempurna bagi Tina, minimal untuk seorang Tina Turner .... Ketidaksempurnaan itulah yang membuat Tina memilih keputusan untuk jalan hidupnya, memilih untuk menuntut cerai, meminta nama, dan stay di tipe rock dalam hal bermusik. Semua ketidaksempurnaan hidup hanya bisa disikapi dengan pilihan, dan pilihan adalah "obat" ketidaksempurnaan itu ... tak ada kata lain.
Bagaimana dengan kamu?